Tanggapan terhadap kontes Indonesia High-end Audio Reference II di MGK Kemayoran Jakarta dari M. Nurkholis, pendiri iHEAR.
Dari berbagai komplain terhadap kontes iHEAR menurut saya hanya ada satu hal mendasar, yakni berkaitan dengan trek 19.
-Bahwa sahabat WT, pada Minggu 31 Agustus 2008, sekitar pukul 19.00, menyampaikan komplain untuk mempertimbangkan penggunaan trek 19, karena banyak mobil yang menggunakan head unit tertentu tidak mampu mereproduksi trek tersebut dengan baik.
- Panitia dan juri saya minta masukkannya. Masukan dari panitia dan juri diantaranya:
1. Cancel trek 19
2. Cancel trek 19 akan merugikan peserta yang sudah diuntungkan dengan trek tersebut.
3. Bahwa ada peserta --yang menggunakan head unit yang sama dengan head unit sebagian peserta yang dimaksud sahabat WT—tapi mampu mereproduksi trek 19 dengan baik.
4. Panitia menyayangkan usulan ini muncul hampir berakhirnya kontes, bukan saat technical meeting.
5. Pada saat technical meeting sangat sedikit peserta atau yang mewakilinya hadir. Padahal technical meeting sangat vital untuk finalisasi segala hal sebelum digelarnya lomba (juri masuk mobil).
Pertimbangan head judge:
- Bahwa kontes iHEAR tidak mengusung, mengharuskan atau menghimbau produk atau merek tertentu, dan sebaliknya tidak apriori terhadap produk tertentu.
- Kontes iHEAR dalam mengartikan tujuan “Memajukan industri car audio di Indonesia” sangat mendukung terhadap riset dan development yang dilakukan anak bangsa, baik produk yang dipilih maupun teknik instalasi yang dikembangkannya (upgrade)
- Itulah mengapa dalam kontes iHEAR cenderung pada kelas FFA.
- Itulah yang mendasar dalam kontes iHEAR ada kelas khusus Installer Reference, yang notabene para installer Indonesia garda depan yang memiliki kemampuan diatas rata-rata.
- Di kelas Installer Reference system penilaiannya menerapkan multiple judge baik dari juri official (dengan latar belakang audio yang heterogen; home audio, sound engineer live, recording engineer, musisi, mastering engineer dan acousticiant) dan sesama Installer/peserta. Dengan demikian jumlah jurinya diatas rata-rata dari jumlah juri kontes SQ yang ada di Indonesia.
- Banyaknya jumlah juri dimaksudkan sebagai media ‘pinjam kuping’ untuk memberikan masukan terhadap produk yang dikembangkan atau akan dikembangkannya untuk industri car audio Indonesia ke depan.
Memutuskan:
Lomba tetap diteruskan hingga selesai dan tidak disampaikan kepada peserta yang tidak mampu mereproduksi trek 19 dengan baik, karena dikhawatirkan merangsang tindakan walk out peserta yang akan memberikan dampak negative pada kontes iHEAR tahun depan.
Ke depan dengan berbekal system multiple judge yang demokratis ini, iHEAR akan mengembangkan kelas International High End Audio Reference –yang menjadi cita-cita bersama Industri Car Audio Indonesia.
Dengan penjelasan ini, diharapkan kesimpang siuran informasi mengenai ‘kontes iHEAR kacau’ bisa dijernihkan walaupun agak terlambat menjawabnya.
Sampai jumpa di kontes iHEAR ke depan dan kami ucapkan terimakasih terhadap masukan, kritikan dan saran dari segala pihak untuk membangun industri car audio lebih maju lagi.
Hormat kami,
M. Nurkholis