Syaikhah Izzah Zahrah Al Ansari, seorang wanita pengasuh bayi di Singapura ditahan lantaran hendak pergi bergabung dengan kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS). Izzah mulai terjangkit radikalisme sejak 2013 lalu lewat propaganda internet berkaitan kelompok militan Negara Islam Irak dan Syam (ISIS).
Izzah terpapar radikalisme lantaran mengenal sejumlah kontak pendukung ISIS. Beberapa dari kenalan perempuan tersebut dilaporkan sudah tewas di Suriah. Usai setahun terjerat jaringan itu, Izzah secara aktif mulai mengunggah materi pro-ISIS di internet. Sejumlah akun sosial media Izzah sudah dihapus, namun dia membuat akun baru lagi.
Dia bahkan sudah berencana hijrah ke Suriah bersama anaknya untuk bergabung ISIS. "Sampai akhirnya dia mengatakan sejak 2015 mencari seorang Salafi (pendukung ISIS) untuk dinikahi dan tinggal bersama di Suriah," ujar Kemendagri Singapura. Dia bahkan percaya statusnya akan naik menjadi 'janda martir' bila suami idamannya tersebut mati di medan perang ISIS.
Perempuan ini juga mengaku siap mengikuti latihan militer dan bergabung dalam pertarungan senjata membela ISIS. Orang tua dan saudara Izzah pun mulai khawatir. Namun, mereka memilih untuk mencoba mendekati Izzah tanpa melapor ke otoritas. Hingga akhirnya, otoritas mendeteksi keberadaan Izzah.