Sebelumnya kita bahkan warga dunia telah mengetahui tentang keberadaan lapangan tenis yang berada di atas bangunan di Dubai. Karena ketinggian lapangan tenis tersebut dikatakan bahwa sudah sampai menembus awan.
Mungkin jika lapangan olahraga yang berada di luar ruangan memang cukup normal dan biasa saja ya, nah masih berhubungan dengan Dubai Raja Minyak Dunia ini tidak habis-habisnya membuat sesuatu yang WOWWW. Kali ini Raja Uang ini sedang memiliki rencana proyek super fantastic yang sebelumnya sudah ada Kingdom Tower karena ketinggiannya yang super duper tinggi, yaitu Tennis Court UnderWater atau Lapangan tenis bawah laut
.
Warga Dubai sepertinya menyukai lapangan tenis yang ada di negaranya. Pada tahun 2005, lapangan tenis terbesar di dunia dibangun di atap Hotel Burj al Arab berketinggian 1.000 kaki. Saat ini, kota tersebut akan membangun lapangan tenis bawah laut pertama di dunia.
Pada awal tahun ini, arsitek asal Polandia, Krystztof Kotala, pendiri 8+8 Concept Studio, mengusulkan pembangunan sebuah kompleks bawah laut yang berlokasi di perairan Teluk Persia, antara Burj al Arab dan Kepulauan Palm Jumeirah di Uni Emirat Arab. Kompleks tersebut akan menaungi 7 lapangan beratapkan terumbu karang agar seolah terlihat seperti atol alami.
Meskipun gagasan inovatif tersebut menarik minat penonton, gagasan tersebut juga menyita perhatian teknis di kalangan teknisi dan pengembang. Sara Fray, Direktur Layanan Rekayasa dan Teknis di Institution of Structural Engineers, London menekankan langit-langit transparan membutuhkan rangkaian panel kaca selebar 108 kaki dan berbobot sekitar ratusan ton untuk mengakomodasi lapangan dan penonton. Selain kekhawatiran akan kebocoran, Fray juga menekankan beberapa hal yang dibutuhkan kompleks tersebut termasuk kelayakan bangunan yang dapat menahan gempa bumi dan tsunami. Perlu juga adanya koneksi yang efisien ke permukaan laut sebagai jalur keluar darurat. Dia juga mempertanyakan apakah pemain tenis dapat bermain di lapangan tersebut karena mereka akan sulit mengendalikan pembiasan cahaya.
Di luar masalah teknis tersebut, pembangunan ini juga menghabiskan biaya besar. Diprediksi menghabiskan $1,7-2,5 miliar, menurut Kotala dalam wawancara dengan CNN, arsitek tersebut yakin proyek ini merupakan kombinasi ekologi, teknologi, dan olahraga dengan potensi komersil yang tinggi. Namun, belum ada investor sejak bulan Mei. Sejak saat itu, Kotala telah menggelar diskusi dengan investor AS potensial namun detil diskusinya belum dapat diungkapkan
.
Terkait masalah teknis, Kotala menekankan lengkungan kaca tersebut bukan masalah. “Ini terkait penggunaan mullion (batang vertikal antar panel kaca) yang tepat untuk membangun ruang kaca anti udara.” Dia tidak menganggap pembiasan sebagai masalah utama karena variasi cahaya atau pembiasan umum terjadi di berbagai lingkungan, tidak hanya di bawah air. “Terkait desain dan kaca, 95% masalah yang menghalangi proyek tersebut telah selesai pada tahap ini,” katanya. Yang menjadi masalah ketika Kotala merancang desain seluruh kompleks adalah apakah dia punya cukup waktu membangun lapangan tenis bawah laut ini sebelum Expo 2020 Dubai digelar.
Kita lihat saja bagaimana proyek ini berlangsung. Secara teori, saya menyukai lapangan tenis bawah laut dan lapangan lain yang ada di sisi pantai Dubai. Layaknya lapangan tenis di atap Hotel Burj al Arab, lapangan tenis bawah laut ini mungkin juga cocok untuk pertandingan eksibisi. Namun untuk turnamen Grand Slam, saya lebih menyukai Rafael Nadal bermain seperti hiu di lapangan daripada melihat hiu asli yang berenang di atap lapangan tenis bawah laut tersebut.
Super Duper Mantap Lah Dubai![]()