Uruguay akan menjadi destinasi favorit baru bagi para penikmat mariyuana. Pasalnya negara di tenggara Amerika Selatan itu menjadi yang pertama di dunia, yang secara resmi melegalkan ganja untuk tujuan rekreasional.
Mulai Juli, ganja bisa dengan mudah ditemukan di seluruh apotik di Uruguay.
Berbeda dengan kafe ganja di Belanda atau penggunaan ganja medis di beberapa kota bagian di Amerika Serikat, Uruguay mempersilakan warganya menggunakan ganja di mana saja. Pemerintah pun membebaskan warganya menumbuhkan mariyuana di rumah mereka.
Sebelumnya, pemerintah sayap kiri telah mengeluarkan ijin bagi warga untuk menumbuhkan ganja di rumah dan mengisapnya di kelab malam. Namun kini, cannabis bisa dengan mudah dibeli di apotik, bersama dengan keperluan medis lainnya.
“Ini adalah langkah besar dalam evolusi bermasyarakat,” ujar Marcos Ferreira, 41, salah seorang warga Uruguay yang ikut mendaftarkan diri untuk penggunaan ganja legal di sebuah kantor pos di Montevideo.
Penetapan sebagai negara ganja legal itu menyusul rancangan undang-undang tahun 2013 yang mengijinkan produksi, penjualan dan penggunaan cannabis secara resmi.
Namun, pengguna harus mendaftarkan diri ke pemerintah, melalui kantor pos, untuk memastikan konsumsi mereka tidak lebih dari 40 gram per bulannya.
Adapun, Diego Oliviera, Sekretaris Jenderal Dewan Narkoba Nasional Uruguay, menyebut harga mariyuana di Uruguay terbilang murah. Per gram, mariyuana dibanderol dengan harga US$1,3 atau sekitar Rp17 ribu.
“Harga itu 50 persen lebih murah daripada di pasar gelap,” kata Yamila, salah satu pengguna ganja, dilansir AFP.
“Anak muda akan pergi kemana pun untuk mencari ganja, selain harganya mahal, mereka tidak tahu itu berkualitas atau tidak,” tambahnya.
Yamila menambahkan, kini dia tidak lagi khawatir mendapatkan ganja berkualitas buruk dengan harga selangit.
“Saya tinggal perhi ke apotik untuk membelinya,” ujarnya. “Itu lebih baik, efisien dan aman.”