Memperlakukan penumpang dengan tidak baik sepertinya menjadi tabiat dari United Airlines. Belum cukup dengan kasus David Dao, sepekan kemudian maskapai ini bermasalah kembali. Kejadian ini kembali menjadi bahan perbincangan, ketika sepasang pengantin yang menuju Kosta Rika ‘ditendang’ turun dari pesawat. Padahal, masalah yang dihadapi, menurut mereka tak terlalu besar.
Kasusnya bermula saat mereka terbang dari Salt Lake City ke George Bush Intercontinental Airport di Houston, yang menghubungkan pesawat ke Liberia, Kosta Rika.
Pengantin bernama Amber Maxwell dan Michael Hohl mengatakan mereka memang yang terakhir untuk naik pesawat, yang saat itu memang setengah penuh.
Saat mereka berjalan menyusuri lorong, mereka melihat seorang pria tampak sedang tertidur terlentang di baris kursi nomor 24, Hohl mengatakan kepada KHOU-TV. Tidak ingin membangunkan penumpang tidur siang, mereka Memutuskan untuk mengambil kursi di baris 21.
"Kami pikir, 'bukan masalah besar,' tidak seperti kita berusaha untuk melompat ke kursi kelas satu," katanya.
"Kami pindah ke beberapa baris di kursi yang tetap di ekonomi,“ tegasnya.
Kemudian seorang pramugari mendekati mereka, dan mereka meminta untuk pindah kursi yang telah ditentukan. Mereka sempat memberikan penjelasan mengapa akhirnya pindah. Kemudian mereka malah diminta untuk melakukan upgrade ke kelas Economy Plus, dengan kursi yang lebih luas.
Tak sampai di situ, kemudian petugas bandara datang ke pesawat dan meminta mereka untuk turun.
"Mereka mengatakan bahwa kita sedang kacau dan membahaya ke seluruh penerbangan, untuk keselamatan pelanggan lain," kata Maxwell.
Namun juru bicara maskapai penerbangan mempunyai komentar yang berbeda.
Dia mengatakan Hohl dan Maxwell berulang kali berusaha untuk duduk di Ekonomi Plus, zona tempat duduk yang ekstra biaya untuk penumpang. Namun mereka menolak.
"Mereka diminta untuk meninggalkan pesawat dengan staf kami ," kata juru bicara United Airlines Maggie Schmerin dalam email-nya.
Dia menambahkan bahwa tidak ada petugas bandara atau pihak berwenang yang terlibat.
Mereka pun ditawari kompensasi untuk penerbangan berikutnya beserta penginapan dan voucer hotel.