Dengan menggunakan mesin F1 yang menghasilkan tenaga 1000 HP dan putaran mencapai 11.000 rpm, Mercedes AMG ingin memastikan hypercar Project One mereka bisa menjadi mobil balap yang legal digunakan untuk di jalan raya.
Tampaknya mobil seperti ini sudah menjadi suatu trend baru, dimana Aston Martin juga melakukannya ketika meluncurkan Valkyrie, menggandeng Red Bull dan Cosworth sebagai partner teknis mereka. Kedua mobil itu akan merubah konsep hypercar yang selama ini kita kenal, tapi di sisi lain, Ferrari tidak yakin dengan masa depan trend itu.
Berbicara dengan Motoring di Geneva, chief technical officer Ferrari Michael Leiters menegaskan kalo tidak ada gunanya membawa mobil bermesin F1 ke jalan raya. Dia mengambil contoh F50 sebagai project yang gagal.
Dia menjelaskan Ferrari telah pernah mencoba hal itu dengan F50 dan hasilnya gagal. Mesin F1 itu bisa maksimal kalo putarannya mencapai 16.000 rpm. Masalahnya mungkinkah kamu menggunakan mobil dengan putaran 16.000 rpm itu di jalan raya? Kalo tidak bisa, lantas apa manfaatnya mesin Formula 1 itu? Dia lebih memilih membuat supercar berdasarkan konsep dan inovasi dari mobil Formula 1.
Ketika F50 diluncurkan pada tahun 1995, mobil ini menggunakan mesin 4.7 Liter naturally aspirated V12 yang berasal dari mobil Formula One Ferrari 641 1990. Hasilnya mid engine supercar ini mampu menghasilkan tenaga 520 HP dan putarannya mencapai 10.000 rpm, angka yang sangat fantastis pada waktu itu.
Sayangnya F50 tidak mendapatkan status iconic seperti pendahulunya F40. Hal inilah yang membuat Leiters pesimis mengenai masa depan road car dengan mesin F1. Teknologi F1 telah berkembang sangat pesat sejak F50, tapi tidak dapat disangkal lagi kalo road car dengan mesin F1 pasti harus ada yang dikompromikan. Contohnya mesin Mercedes Project One yang harus perawatan total setelah 31.000 mil.
![]()