Seekor hiu paus atau hiu tutul terlihat di perairan teluk Jakarta pada Minggu (5/3/2017) kemarin. Kejadian ini direkam oleh salah seorang anak buah kapal (ABK) Kargo 08 saat berlayar menuju Pulau Cipir.
Hal itu diceritakan Kepala Suku Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Kepulauan Seribu Yusen Hardiman, Minggu (5/3) malam. Ia menuturkan posisi kejadian langka itu berada di antara Pulau H dan Muara Kamal.
"Posisinya di antara Pulau H dengan Muara Kamal dekat keramba kerang. Yang merekam anak buah saya, Samsudin, dia ABK Kapal Laut Bersih, yaitu kapal kargo yang membersihkan sampah-sampah di laut. Nama kapalnya Kapal Kargo 08," kata Yusen.
Dilain itu, peneliti Badan Riset SDM Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Dharmadi, yang fokus meneliti hiu dan pari, mengatakan keberadaan hiu paus itu di perairan Teluk Jakarta bukanlah hal yang baru. Dia menduga hal itu disebabkan perairan di Teluk Jakarta saat ini sedang dibanjiri makanan untuk ikan hiu tersebut.
"Teluk Jakarta itu saat ini sedang ada pelimpahan makanan. Jadi lokasi itu menjadi salah satu tujuan migrasi hiu paus tersebut. Saya menduga, keberadaan hiu paus itu karena faktor makanan," kata Dharmadi.
Dharmadi menerangkan habitat asli hiu tersebut sebenarnya di perairan dalam. Namun hiu itu juga sering ke perairan dangkal untuk mencari makanan.
"Habitat dia sebenarnya di perairan dalam sampai permukaan. Di perairan dalam bisa mencapai ratusan meter, hingga ke permukaan. Pada saat permukaan itulah mereka mencari makanan. Makanannya terutama ikan-ikan kecil, teri, plankton," katanya.
Dharmadi mengatakan peristiwa serupa pernah terjadi di beberapa wilayah di Indonesia. Ini merupakan hal yang wajar.
"Ini sebenarnya sudah beberapa kali terjadi. Ini yang terakhir, tapi suatu saat akan kembali lagi. Karena Teluk Jakarta kan banyak muara dan banyak pelimpahan makanan di sana," terang Dharmadi.
Meski demikian, risiko bisa terjadi pada ikan tersebut. Pasalnya, jika tidak segera kembali ke perairan dalam, hiu itu bisa terjebak dan terdampar.
"Yang dikhawatirkan pada saat pasang dia mencari makan di perairan Teluk Jakarta. Kemudian, pada saat surut, dia terjebak dan tidak bisa kembali ke perairan dalam. Itu yang sering terjadi," katanya.