Ali Sonko, imigran asal Gambia yang dulunya bekerja sebagai pencuci piring diangkat menjadi salah satu bos dari tiga bos di restoran Noma yang berada di Denmark.
Profesi pencuci piring mungkin bukanlah pekerjaan yang menjanjikan dan memberikan rasa hormat. Tapi bagi chef sekaligus pendiri Noma, Rene Redzepi, Ali adalah jantung sekaligus jiwa bagi restoran. "Orang sulit menghargai betapa beruntungnya memiliki Ali yang bekerja untuk kami," kata Redzepi kepada 250 hadirin yang merayakan pembukaan restoran baru Noma di Christianshavn. "Dia selalu tersenyum meski harus menghidupi 12 anak."
Penghargaan ini juga diberikan Redzepi sebagai penghormatan bagi ayahnya yang juga bernama Ali. "Ayah saya bekerja sebagai pencuci piring ketika baru tiba di Denmark," ujar Redzepi, keturunan imigran Albania Makedonia.
Ali yang berusia 62 tahun telah bersama restoran Noma sejak berdiri pada 2003 di sebuah gudang. Selama 13 tahun terakhir, Ali tak pernah beranjak dari profesinya sebagai pencuci piring. Di Noma, meski hanya mencuci piring, Ali sangat dihormati para koleganya dan memiliki salah satu gaji tertinggi.
Bersama Direktur Pelayanan Lau Richter dan manajer James Spreadbury, Ali akan memperoleh bagian 10 persen saham perusahaan. Redzepi menyebut total nilai perusahaan mencapai lebih dari US 20 juta dan masih terus berkembang. Kepada BT, tabloid Denmark, Ali mengatakan merasa sangat terhormat. "Saya sangat bahagia bekerja di sini. Mereka adalah orang-orang terbaik untuk bekerja sama," ujar Ali.
![]()