Pernahkah anda mendengar istilah 'time traveling' atau perjalanan menembus lorong waktu? Pasti banyak dari orang yang ingin bisa melakukan perjalanan menembus lorong waktu. Mungkin ingin kembali ke masa lalu atau ingin melihat masa depan.
Hollywood juga sering membuat film dengan mengangkat tema tentang time travel. Seperti Source Code (2011), Interstellar (2014), Back To The Future part I-III, dan masih banyak lagi. Berkat kemajuan teknologi, kini mesin waktu bukan lagi angan-angan.
Ada juga beberapa kasus yang memberitakan beberapa orang yang mengaku sebagai penjelajah waktu. Seperti saat pertandingan tinju Mike Tyson seorang penonton sedang memegang smartphone. Lalu ada John Titor yang sempat menghebohkan Amerika yang mengaku dia berasal dari tahun 2036 dan menyatakan ramalan-ramalan yang kebanyakan terjadi sesuai dengan apa yang dia katakan.
Hanya saja, ada satu kekurangan meski manusia bisa melakukan perjalanan menembus lorong waktu, yaitu manusia tidak bisa ke masa lalu. Pasalnya, beberapa ilmuwan mengatakan bahwa perjalanan ke masa depan akan lebih mungkin terjadi dibandingkan dengan perjalanan ke masa lalu.
Salah satu ilmuwan yang getol mengutarakan soal time travel adalah Albert Einstein. Ia dianggap berhasil meletakkan dasar bagi banyak ilmu teoritis yang mengatur perihal perjalanan waktu. Teori Einstein tentang relativitas menjadi landasan bahwa perjalanan waktu itu mungkin dilakukan.
Berkaitan dengan teori relativitas tersebut, Einstein datang dengan gagasan Einstein-Rosen bridge atau lebih dikenal dengan nama ‘Wormhole’. Menurutnya, Wormhole dapat berfungsi sebagai jembatan yang dapat mempersingkat perjalanan ruang-waktu. Sayangnya cara ini dianggap hampir mustahil, karena lubang cacing sangat sulit untuk diciptakan.
Kini, muncul teori baru lainnya yang dinamakan ‘Dilatasi Waktu’. Dilatasi Waktu adalah bagian dari teori relativitas khusus dimana dua pengamat yang bergerak relatif terhadap satu sama lain akan mengamati bahwa jam pengamat lain berdetak lebih lambat dari jamnya. Peristiwa ini merupakan sifat dasar dari ruang-waktu yang dijelaskan dalam teori relativitas.
Dalam sebuah percobaan, teori ini terbukti merupakan fenomena nyata. Hal ini juga merupakan fenomena yang dapat memungkinkan kita untuk melakukan perjalanan menembus waktu ke masa depan. Teori ini sudah diterapkan di program-program NASA. Hal ini menyebabkan jam di ISS (stasiun luar angkasa) berputar lebih lambat, dibanding jam di bumi. Hal ini disebabkan karena ISS bergerak lebih cepat dan tidak terpengaruh gravitasi.
Source: (JadiBerita)